BeritaBintang – Uang Diduga Muluskan Pencalonan Menteri Pendidikan AS
Betsy DeVos, Menteri Pendidikan kabinet Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan telah lama menyumbangkan uang ratusan ribu dolar kepada sekitar 21 senator yang terlibat dalam proses konfirmasi pencalonannya di Senat.
Sikap “dermawan” DeVos ini diduga memuluskan jalannya menjadi menteri saat proses konfirmasi Senat. Pasalnya, DeVos sebenarnya dianggap tak memiliki kapabilitas dalam bidang pendidikan.
DeVos akhirnya ditetapkan sebagai Mendik AS setelah Wakil Presiden AS, Mike Pence, turun tangan membantu proses voting yang awalnya menghasilkan suara imbang.
“Memang benar uang yang berbicara. Bagi sebagian senator Republik, sumbangan DeVos dan keluarganya berbicara lebih keras daripada suara ratusan ribu konstituen yang memprotes pencalonan Devos melalui email, tweet, dan fax mereka,” ujar juru kampanye kebijakan pendidikan Center for American Progress, Catherine Brown.
Menurut lembaga itu, DeVos memang sudah memberikan donasi sebesar US$4 juta kepada Partai Republik sejak 1980. Keluarga DeVos juga mendonasikan U$900 ribu untuk Komite Nasional Senator Partai Republik selama beberapa tahun terakhir.
Namun,Devos dilaporkan memberikan sebagian besar donasi itu saat siklus pemilu AS 2016 lalu.
Baca Juga: ” Tiga Musisi Indie yang akan menjadi sorotan di 2017 “
Laporan Center for American Progress yang dirilis pada pertengahan Januari lalu ini memaparkan, dari sekitar 51 politikus yang mendukung DeVos menjadi Menteri Pendidikan, 22 di antaranya telah menerima “sumbangan” dengan total US$894 ribu.
Donasi terbesar diterima Senator Marco Rubio yang mencapai US$70 ribu. Rubio merupakan eks rival Trump saat pemilihan kandidat capres Partai Republik lalu.
DeVos merupakan pendiri Windquest Group bersama suaminya. Miliarder ini pernah menjabat sebagai kepala tim kreatif perusahaan manufaktur Stow Company serta menjadi investor tak langsung Social Finance Inc.
Banyak pihak menganggap, kekayaan dan donasi DeVos membuat dirinya mudah dekat dengan tokoh-tokoh dan politikus negara. Meski demikian, DeVos tak mau ambil pusing.
“Keluarga saya adalah penyumbang terbesar Komite Nasional Partai Republik. Saya memutuskan berhenti menanggapi orang-orang yang menganggap saya dan keluarga membeli pengaruh,” kata DeVos dalam majalah politik Roll Call tahun 1997.
Namun, kritikus tetap menilai performa DeVos saat uji kelayakan sangat mencerminkan ketidaksiapannya. Mereka meragukan kesanggupan DeVos dalam memimpin Kementerian Pendidikan.
Selama pemaparan saat sidang uji kelayakan, DeVos dianggap terlalu mengutamakan pendidikan sekolah swasta di AS dalam visi misinya, padahal 90 persen siswa AS mengenyam pendidikan di sekolah publik.
DeVos juga secara mengejutkan mengatakan, sekolah di AS perlu dilengkapi senjata sebagai alat perlindungan. Pernyataan ini dilontarkan di tengah kekhawatiran publik atas penembakan berdarah di sejumlah sekolah AS.
“Ketidaksiapan, ketidakpekaan, dan kriteria yang tidak memenuhi syarat membawa DeVos memimpin lembaga krusial dan strategis negara yang keputusannya mempengaruhi kehidupan hampir setiap warga AS,” kata Brown.