BeritaBintang – TERUNGKAP! Sejarah Hubungan Bali dan Kepulauan Kei yang Tak Banyak Diketahui Orang
KEPULAUAN Kei di Maluku Tenggara dikenal akan keindahan pantainya dan pasir putihnya yang lembut. Meski letaknya jauh dari Bali, keindahan pantainya tak kalah indah dengan pantai di Bali.
Namun siapa sangka jika Kepulauan Kei dan Bali tak hanya memiliki keindahan alam yang sama. Tetapi juga memiliki hubungan spesial dari sisi sosial dan budaya yang tak bisa dipisahkan. Hubungan ini dapat ditelusuri dari ceritera (Tom) dan tanda bukti (Tad) tentang konsep asal-usul masyarakat Kei.
Berdasarkan cerita yang dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi, sebagian leluhur dari Kei berasal dari Bali. Hal ini juga dapat dilihat dari bukti atau tanda yang bertahan hingga saat ini.
“Karena berdasarkan kepercayaan Kei, leluhur kami yang datang dari Bali datang ke Kei. Buktinya ada Hindu Bali. Masyarakat paling banyak di desa itu masyarakat Hindu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara, Roy Rahajaan yang juga penduduk asli Maluku dalam konferensi pers Bali-Kei Archipelago Festival 2017 di Jakarta, Kemarin
Menurut Roy, ada 4 agama yang dianut oleh masyarakat di Maluku Tenggara. Yakni Hindu, Islam, Katolik, dan Protestan. Desa/Ohoi Tanimbar Kei dihuni oleh sekira 500 jiwa yang menganut agama Hindu.
Tanimbar Kei sendiri merupakan wilayah terluar dari Kepulauan Kei. Awalnya, para penduduk dari Bali mengarungi lautan dan berhenti di Tanimbar Kei. Kemudian mereka mulai menyebar ke pulau-pulau lainnya yang ada di Kepulauan Kei.
{ Baca Juga, ” Warriors Dipastikan Tak Didampingi Steve Kerr di Game Pertama NBA Finals 2017 Kontra Cavaliers ” }
Seperti yang tertulis dalam buku Negara Kartagama disebutkan ketika Hayam Wuruk menjadi Raja, dilakukan perluasan kekuasan Kerajaan Majapahit oleh Gajah Mada di seluruh Nusantara meliputi seluruh Maluku, yaitu Muar (Kei), Wandan (Banda), Ambon, dan Ternate.
Kemudian terjadi arus perpindahan penduduk ketika ada pergolakan politik di tanah Jawa dan Bali. Hal ini mengakibatkan eksodus, termasuk pada keluarga Kasdew. Selain itu, ada juga keluarga Jungra yang tiba di Ler Ohoilim (Kei Besar) yang membawa tombak dari Bali (NgaBal).
Banyak tanda yang bisa dijadikan sebagai bukti bahwa penduduk Tanimbar Kei berasal dari Bali. Termasuk adanya pura atau tempat ibadah Umat Hindu di Bali.
Menurut Prof Dr. Ida Anak Agung Gede Putra Agung, Guru Besar Sejarah Universitas Udayana, kesamaan historis terletak pada penamaan hukum yang disebut sebagai Larvul Ngabal (darah merah dan tombak dari Bali). Hukum ini berbentuk trisula (tiga cabang) dan memiliki kesamaan bentuk seperti yang dimiliki oleh kerajaan di Bali. Konon, tombak tersebut berasal dari Kerajaan Kediri-Singosari.
Kemudian ada makam keluarga Ken Arok dan Ken Dedes yang oleh penduduk setempat disebut makam Kasdew di Ohoivur (Letvuan) serta makam Nen Dit Sakmas di Wain. Lalu ada pula kemiripan pemanfaatan janur dan sirih pinang dalam tata upacara adat serta penghormatan terhadap leluhur di Kei maupun di Bali.
“Ada pasal untuk menghormati leluhur dan mengejar Tuhan. Ada kesamaan seperti di Bali,” tandas Roy.