UEFA

Hadapi Rusia, Timnas Inggris Terancam Kurang Tidur

BeritaBintang –  Para pemain Tim nasional (timnas) Inggris terancam kurang tidur saat menjalani pertandingan perdana di Euro 2016. Padahal, Three Lions sudah dinanti lawan berat Rusia di babak penyisihan Grup B yang akan berlangsung di Stadion Stade Vélodrome, Marseille, Sabtu (11/6/2016).

Timnas Inggris tentu tidak ingin kehilangan poin di laga perdana. Namun Manajer Roy Hodgson kini dibuat bingung mengingat lokasi menginap timnya berdekatan dengan area fans di Marseille.

Seperti dilansir BintangBola.Co, selama bertanding di Marselle, timnas Inggris menginap di hotel Tulip Villa Masslia yang bersebelahan dengan fanzone. Selama acara pembukaan yang akan berlangsung Jumat (10/6/2016), lokasi ini diperkirakan akan ramai didatangi pengunjung hingga malam hari.

Jadwal buka fanzone sebenarnya hanya hingga pukul 13.00 waktu setempat. Namun biasanya sebagian suporter memilih bertahan di sana. Hodgson dan para pemainnya berharap, kehadiran suporter di lokasi tersebut tidak terlalu berisik agar tidak mengganggu jam istirahat mereka.

Tak hanya dihantui kebisingan suporter, ketakutan lain yang menghantui The Three Lions, tentu saja terkait aksi teror. Sebab, fanzone dianggap sebagai target empuk serangan teroris. FA juga sadar dengan situasi ini dan khawatir terhadap risiko yang bakal dihadapi Wayne Rooney Cs.

Biasanya, FA sangat teliti memilih tempat bagi timnas Inggris. Mereka pernah memindahkan lokasi menginap pasukannya di Copacabana Rio gara-gara terlalu dekat dengan lokasi fanzone. Namun pada Piala Eropa kali ini, FA sepertinya tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi situasi itu.

“UEFA yang menentukan tempat menginap bagi kedua tim di kota tuan rumah,” ujar jurubicara FA.

Inilah Pemain yang Kecewakan Liverpool

BeritaBintang –Mantan pemain bertahan Liverpool, Jamie Carragher, menyatakan Mamadou Sakho membuat dirinya sendiri serta The Reds kecewa usai gagal lolos tes doping. Dia menyayangkan pemain asal Prancis tersebut tersangkut kasus.

Sakho sejatinya belum secara resmi bakal dijatuhi sanksi oleh UEFA ataupun Liverpool. Akan tetapi, mantan pemain bertahan Paris Saint-Germain (PSG) tersebut berpotensi tidak boleh tampil hingga akhir musim karena masih dalam tahap investigasi.

Yang lebih parahnya lagi, Sakho terancam tidak bisa membela Timnas Prancis di Piala Eropa. Padahal, gelaran tersebut diadakan di negeri sendiri yakni Prancis.

“Itu merupakan mimpi buruk untuk sang pemain. Saya pikir dia membiarkan dirinya sendiri dan klub kecewa, sebab dia telah membuktikan diri sebagai pemain penting. Terdapat beberapa pernyataan serius untuk ditanyakan kepada dia,” kata Carragher, seperti diberitakan Indowins, Rabu (27/4/2016).

“Dia memiliki musim yang bagus. Dia adalah salah satu pemimpin di tim. Dia juga tampil baik saat melawan Manchester United dan Borussia Dortmund. Sekarang adalah bagaimana Liverpool mengisi kekosongan dia. Untuk ukuran sepakbola profesional, ini tidak bisa diterima,” jelasnya.

–Klopp Sindir UEFA karena Tak Hukum Gelandang United

BeritaBintang – Arsitek Liverpool, Jurgen Klopp, mengaku tak terkejut UEFA tidak menjatuhkan sanksi pada gelandang Manchester United, Marouane Fellaini. Mesi demikian, The Normal One membandingkan keputusan itu dengan kasus yang dialaminya di Borussia Dortmund.

Liverpool dan United akan saling bentrok pada leg kedua babak 16 besar Europa League di Old Trafford, Jumat (18/3/2016) dini hari WIB. Pekan lalu, keduanya bermain di Anfield dan The Reds menang 2-0.

Dalam duel tersebut, ada satu kejadian yang luput dari pengawasan wasit. Ada momen ketika Fellaini menyikut Emre Can dan insiden itu terekam kamera televisi. Awalnya, Fellaini diprediksi bakal dapat sanksi, namun ternyata tak ada hukuman yang diterimanya sama sekali. Hal tersebut terjadi karena wasit yang bertugas tak melaporkan insiden tersebut.

“Terkejut? Tidak! Apa yang bisa saya katakan soal itu. Pada akhirnya itu adalah situasi tentang sisi pandang yang berbeda. Banyak orang di UEFA yang menyaksikan insiden itu dan mengatakan itu aksi yang normal. Itu tak masalah,” celoteh Klopp jelang laga di Old Trafford, seperti dikutip Liverpool Echo, Jumat (18/3/2016).

Klopp lantas membandingkannya dengan kejadian kala ia masih membesut Dortmund, tepatnya pada 2013 lalu. Ia membentak asisten wasit kala itu dan diberi sanksi tiga laga.

“Mereka menjatuhi saya sanksi tiga laga atas ekspresi wajah saya di Naples saat Dormund melawan Napoli di Liga Champions. Saya pikir Anda bisa membandingkan sendiri,” cetus arsitek asal Jerman tersebut.

Rahasia Bayern Tundukkan Juventus

BeritaBintang – Pelatih Bayern Munich, Josep Guardiola, mengungkapkan rahasia kebangkitan timnya kala menghadapi Juventus di leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2015–2016. Die Roten sempat tertinggal dua gol, pelatih berkepala plontos tersebut menginstruksikan anak asuhnya untuk terus merobohkan pertahanan Bianconeri.

“Saya mengatakan kami harus bermain lebih ke sisi lapangan. Selama istirahat, saya meminta kami tidak boleh lagi kebobolan. Namun jika bisa mencetak gol, maka segalanya bisa terjadi. Saya percaya dengan mental klub asal Jerman,” ungkap Guardiola, mengutip dari laman resmi UEFA, Kamis (17/3/2016).

Terbukti, instruksi mantan pelatih Barcelona tersebut bisa dijalankan Philip Lahm dan kawan-kawan dengan baik. Hasilnya, Bayern bisa bangkit dengan memanfaatkan umpan silang. Kendati puas, Guardiola tetap memuji Juventus karena mampu bermain hingga ke final musim lalu.

“Di awal babak kedua, Juventus hampir mencetak gol tambahan. Setelah itu, kami menguasai pertandingan. Dalam sepakbola, Anda bisa bermain buruk selama semenit dan kemudian justru tampil sangat baik,” lanjut pelatih asal Spanyol tersebut.

 “Juventus adalah klub yang sangat tangguh. Kami sempat bermain sedikit tegang. Jika lawan mampu mencetak gol ketiga, maka semuanya bakal berakhir. Beruntung, kami bisa memaksa laga ke babak perpanjangan waktu. Selanjutnya, hanya ada satu tim yang mendominasi, yaitu Bayern,” tuntas sosok berusia 45 tahun tersebut

UEFA: Piala Eropa 2016 Tetap di Prancis!

BeritaBintang –  Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi terkait status Prancis sebagai tuan rumah Piala Eropa 2016 setelah teror yang menyerang Kota Paris, Sabtu (14/11/2015) dini hari lalu. UEFA menegaskan, Prancis bakal tetap menjadi tuan rumah hajatan akbar sepak bola antarnegara Eropa tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, serangkaian serangan bom dan penembakan terjadi di sejumlah titik di Kota Paris. Salah satunya di Stadion Stade de France, tempat berlangsung pertandingan persahabatan antara Timnas Prancis dan Jerman. Setidaknya 129 orang dilaporkan tewas dan puluuhan lainnya luka parah.

Setelah serangan itu, keamanan menjadi isu penting di Prancis. Banyak pihak mengkhawatirkan serangan serupa terjadi saat Piala Eropa 2016. Alhasil, muncul suara agar Piala Eropa tidak jadi dihelat di Prancis.

Namun, UEFA menegaskan Prancis akan tetap menjadi tuan rumah. “Pengundian terakhir Piala Eropa akan tetap dilangsungkan sesuai jadwal di Palais des Congres di Paris dan putaran final Piala Eropa akan dihelat di Prancis dari 10 Juni hingga 10 Juli 2016,” tulis UEFA dalam rilis persnya seperti dikutip Football Italia, Senin (16/11/2015).

Prancis lewat Komite Penyelenggara Piala Eropa 2016 memang telah bertekad tetap menjadi tuan rumah. Untuk memastikan keselamatan negara-negara peserta, Ketua Komite Penyelenggara Piala Eropa 2016 Jacques Lambert menyatakan akan meningkatkan pengamanan saat Piala Eropa berlangsung.

UEFA pun percaya Prancis akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelenggarakan Piala Eropa dengan sukses. “Komite Penyelenggara sedang bekerjasama dengan otoritas terkait untuk mencari mekanisme paling tepat demi memastikan keamanan turnamen dan kami percaya, kebijakan penting akan diambil untuk memastikan keamanan peserta,” tulis UEFA.