BeritaBintang – Panglima TNI: Narkoba Tidak Kalah Berbahaya dari Terorisme
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa ancaman narkoba bagi masyarakat tidak kalah berbahaya jika dibandingkan terorisme. Kedua tindak kriminal itu pun, tegas dia, wajib diwaspadai.
“Antara terorisme dan narkoba, dua-duanya perlu diwaspadai. Tapi yang sangat disayangkan terorisme yang lebih dibesar-besarkan, padahal narkoba tidak kalah berbahaya karena sudah sampai dimana-mana,” ujar Gatot di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat 14 Juli 2017 malam.
Lebih lanjut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menjelaskan bahwa setiap tahunnya sebanyak 15 ribu warga negara Indonesia meninggal dunia akibat narkoba.
“Dan jumlah yang meninggal ini setiap tahun meningkat terus. Sementara korban bom dari dulu hingga sekarang tidak sampai 1.500 orang. Ini makanya saya katakan narkoba juga menjadi ancaman besar bagi kita,” ungkap dia.
[Baca Juga -“Tolak Perppu Ormas Anti-Pancasila, Alumni 212 Lakukan Aksi Solidaritas“]
Apalagi kini, menurut Gatot, peredaran obat-obatan terlarang di Tanah Air berlangsung masif, sudah mencapai kawasan perkebunan dan daerah terluar.
“Dari Tiongkok masuk ke Indonesia menurut informasi itu 250 ton sabu. (Sebanyak) 1 ton sabu itu bisa dikonsumsi untuk 5 juta orang. Ini ancaman berat bagi kita,” tutur dia.
“Makanya 2 tahun yang lalu kami punya hukuman tambahan bagi anggota TNI yang terlibat narkoba, yaitu langsung dipecat. Bayangkan saja, kalau sedang sakau dan latihan menembak siapa pun bisa jadi korban. Daripada seperti itu, saya pecat saja,” ungkap Gatot.
Terkait penanganan kasus narkoba, Panglima TNI juga menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang menggagalkan penyelundupan 1 ton sabu di wilayah Serang, Banten, pada Kamis 13 Juli.
“Saya apresiasi kepolisian dan BNN. Pengungkapan jumlah sabu itu terbesar selama Indonesia berdiri,” pungkas dia.