Situs Warisan Dunia

Astaga! Hutan Hujan Tropis Sumatera Masuk dalam Daftar Bahaya

BeritaBintangAstaga! Hutan Hujan Tropis Sumatera Masuk dalam Daftar Bahaya

HUTAN Hujan Tropis Sumatera yang termasuk dalam Situs Warisan Dunia ternyata masuk dalam daftar bahaya. Hal tersebut terjadi karena kegiatan dari manusia yang tidak bertanggung jawab dan ilegal.

Hutan yang sangat penting perannya bagi dunia itu terancam keberadaannya. Ancaman yang dialami oleh hutan hujan warisan dunia tersebut berupa alih fungsi lahan untuk perkebunan sawit dan berbagai aktifitas illegal lainnya yang merusak hutan.

Bahaya dari bencana alam pun membayangi. Dunia melalui sidang Komite Warisan Dunia ke 41 membuat keputusan untuk tetap mempertahankan Hutan Hujan Tropis Sumatera dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya.

Astaga! Hutan Hujan Tropis Sumatera Masuk dalam Daftar Bahaya

Rencana Pemerintah Indonesia membangunan proyek panas bumi di wilayah hutan pun dihapuskan, demi melindungi kondisi hutan, agar ekosistem tetap terjaga.

Sebelumnya, Hutan Hujan Tropis Sumatera diajukan sebagai Situs Warisan Dunia oleh pemerintah pada 2004. Lalu, pada 2011 kawasan hutan malah masuk dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya karena adanya kegiatan pembalakan liar, perburuan liar, perluasan kelapa sawit dan fragmentasi hutan hujan untuk jalan baru.

{ Baca Juga, ” Bawa Warriors Juara NBA 2016-2017, Kevin Durant Terpilih Jadi MVP Musim Ini ” }

Padahal kawasan Hutan Hujan Tropis Sumatera merupakan satu-satunya lokasi ekosistem yang dihuni oleh orangutan, badak, harimau dan gajah Sumatera dalam satu lingkungan yang sama, sumber air dan jantung dunia, sebagai salah satu hutan pemasok oksigen yang digunakan manusia untuk bernafas.

Astaga! Hutan Hujan Tropis Sumatera Masuk dalam Daftar Bahaya

Jangan Lagi Pegang dan Injak Stupa di Candi Borobudur

BeritaBintang –Balai Konservasi Borobudur melarang pengunjung memegang dan menginjak stupa-stupa di Candi Borobudur untuk mencegah kerusakan salah satu warisan budaya dunia itu.

Kepala Humas Balai Konservasi Borobudur Mura Aristina mengatakan, para petugas keamanan tidak henti-hentinya melalui pengeras suara mengingatkan warga agar tidak memegang dan menginjak stupa.

“Bukti bahwa memegang stupa bisa rusak sudah ada. Kendati dari batu, kalau lama-lama dipegang pasti rusak juga. Di bagian bawah ada batu stupa yang halus sehingga bentuk aslinya hilang karena terlalu sering dipegang pengunjung,” kata Mura sambil menunjukkan bekas tangan yang merusak batu itu di Magelang, Selasa (21/6/2016).

Mura mengatakan hal itu saat mendampingi tim produksi televisi Korean Broadcasting System (KBS), salah satu jaringan televisi terbesar di Korea Selatan yang sedang mengambil gambar Borobudur.

Ia mengatakan, tidak ada sanksi khusus bagi pengunjung yang kedapatan memegang stupa, tetapi larangan itu untuk menggugah kesadaran pengunjung untuk ikut menjaga kelestarian Borobudur.

Pengelola Borobudur juga melarang pengunjung memegang patung di dalam stupa karena juga bisa mengakibatkan kerusakan, bahkan bisa lebih parah lagi.

“Kalau mau pegang patung kan kaki harus menginjak bagian bawah stupa juga. Lha pasti lama-lama batu rusak juga kalau diinjak,” katanya.

Balai Konservasi Borobudur secara berkala membersihkan lumut dengan air bertekanan dan tidak menggunakan obat berbahan kimia untuk membersihkan lumut yang menempel di bebatuan.

“UNESCO melarang pemakaian bahan kimia. Kita semprot pakai air bersih agar lumut mengelupas,” katanya.

Kementerian Pariwisata telah menetapkan kawasan Candi Borobudur dan sekitarnya sebagai satu dari 10 destinasi wisata baru selain Bali yang sedang dipromosikan ke negara lain.

Pada 2015, jumlah pengunjung Borobudur mencapai 1,5 juta orang, termasuk 250.000 wisatawan asing.

Borobudur ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1991.

Candi yang dibuat abad ke-8 Masehi ini didirikan oleh penganut agama Buddha dan merupakan candi Buddha terbesar di dunia sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.