BeritaBintang – Bentrok antar dua Organisasi Kepemudaan (OKP), yakni Ikatan Pemuda Karya (IPK) dengan Pemuda Pancasila (PP) terjadi di Medan, Sumatera Utara pada Sabtu 20 Januari 2016 lalu. Bentrokan itu mengakibatkan dua orang, Roy Silaban dan Monang Hutabarat meninggal dunia.
Menanggapi hal tersebut, Psikolog Sosial Universitas Gajah Mada (UGM), Faturochman mengatakan, pemerintah perlu melakukan pembinaan terhadap OKP agar mereka tak melakukan tindakan premanisme yang merugikan masyarakat.
“Jadi untuk mengantisipasi kejadian itu tak terulang, masyarakat ini kan harus di didik agar lebih humanis,” ujar dia saat berbincang dengan Beritabintang , Selasa (2/2/2016).
Tak hanya melakukan pembinaan, menurut dia, aparat penegak hukum juga harus bertindak tegas terhadap para anggota OKP yang melakukan tindakan premanisme agar tidak terulang kembali.
“Kalau hukum bisa ditegakan kewibawan aparat hukum ditunjukan. Jadi untuk mengantisipasi kejadian itu tak terulang,” tuturnya.
Faturochman menilai, terus berulangnya bentrokan antar OKP yang berujung pada tewasnya dari masing-masing pihak itu lantaran penegakan hukum masih lemah. Penegak hukum, terkesan masih tebang pilih ketika menindak OKP yang terlibat bentrokan.
“Banyak juga pihak Polisi dan Kejaksaan kalau nindak kejadian seperti itu (terkesan) harus memilih, siapa dibelakang itu. Kalau seperti itu masyarakat menjadi pihak yang lemah. Mestinya OKP itu harus patuh terhadap hukum,” tandasnya.