Piala Dunia

Tidak Ada Nama Juan Mata dan Cesc Fabregas di Skuad Spanyol

BeritaBintang –  Pelatih Timnas Spanyol, Julen Lapotegui, baru saja mengumumkan 23 nama skuad yang akan berlaga di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Eropa. Namun lagi-lagi tidak ada nama seorang Juan Mata yang menghiasi skuad Tim Matador.

Kepastian ini jelas sangat mencengangkan. Mengingat, mantan pemain Chelsea berhasil tampil impresif bersama Manchester United di awal musim ini dengan mencatatkan dua gol serta satu assist di ajang Liga Inggris.

Mata bukan satu-satunya pemain bintang di Liga Inggris yang tidak masuk dalam daftar skuad Timnas Spanyol. Mantan pemain Barcelona yang kini membela Chelsea, yakni Cesc Fabregas juga tidak ikut serta untuk pertandingan kontra Italia dan Albania.

Namun pemain Chelsea lainnya, yakni Diego Costa berhasil masuk dalam skuad La Furia Roja –julukan Timnas Spanyol. Pemain yang kerap mengalami masalah itu menghiasi lini depan Spanyol bersama Alvaro Morata, Lucas Vazquez, dan lain-lain.

Sementara itu menurut Agen Casino Online, dua klub penguasa La Liga yakni Barcelona dan Real Madrid masih menjadi tim yang paling banyak menyumbangkan pemainnya untuk tim yang identik dengan warna Merah tersebut. Kedua tim tersebut sama-sama menyumbangkan lima pemainnya untuk berlaga di kualifikasi Piala Dunia.

Berikut daftar 23 skuad Timnas Spanyol yang dikutip dari Kamusjudi.com :

Goalkeeper : David de Gea (Manchester United), Pepe Reina (Naples) and Sergio Rico (Sevilla).

Defenders : Jordi Alba (Barcelona), Gerard Pique (Barcelona), Sergio Ramos (Real Madrid), Dani Carvajal (Real Madrid), Sergi Roberto (Barcelona), Nacho (Real Madrid) and Javi Martinez (Bayern).

Midfielders : Sergio Busquets (Barcelona), David Silva (Manchester City), Thiago Alcantara (Bayern), Saul Niguez (Atletico Madrid), Koke (Atletico Madrid), Isco (Real Madrid) and Andres Iniesta (Barcelona).

Forwards : Alvaro Morata (Real Madrid), Lucas Vazquez (Real Madrid), Nolito (Manchester City), Callejon (Naples), Diego Costa (Chelsea) and Vitolo (Sevilla)

Jerman Gagal Juara, Posisi Low Aman

BeritaBintang – Harapan Jerman untuk meraih gelar Piala Eropa 2016 pupus setelah takluk dari Prancis, Kamis (7/7/2016). Namun kegagalan itu tidak membuat posisi pelatih Tim Panser, Joachim Low terancam.

Jerman tampil bagus sepanjang Piala Eropa 2016. Sayangnya, dua gol Antoine Griezmann membuat Mesut Ozil dan kawan-kawan angkat koper lebih awal dari Prancis.

Mereka pun gagal mengawinkan gelar Piala Dunia yang direbut dua tahun lalu. Namun Low masih punya kesempatan untuk meraih gelar dua tahun lagi di Piala Dunia yang digelar di Rusia.

“Tidak ada spekulasi atau penjelasan apapun terkait posisi Low sebagai pelatih. Saya seperti semua orang di Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) bahagia jika Low tetap memimpin timnas di Piala Dunia 2018,” kata Presiden DFB, Reinhard Grindel seperti dilansir Panduan Judi Online .

“Kami mampu menunjukkan sepak bola kelas satu dan taktik yang bagus di Piala Eropa 2016. Dan semua itu tidak lepas dari Low dan timnya,” katanya menambahkan.

Low menangani Tim Panser sejak 10 tahun lalu. Selain membawa trofi Piala Dunia tahun 2014, ia juga membawa Jerman menjadi finalis Piala Eropa tahun 2008.

“Kegagalan kami di Prancis hanya karena ketidakberuntungan. Kami memberikan Low liburan agar tenang dan bisa menganalisa seluruh pertandingan di turnamen kali ini,” ujar Grindel.

Jerman? Italia Lebih Hebat dan Layak untuk Lolos ke Semifinal Piala

BeritaBintang – Sebuah pertandingan seru bakal tersaji di babak perempatfinal gelaran Piala Eropa 2016. Pertandingan itu akan mempertemukan dua tim berstatus kandidat juara terkuat, yakni Jerman menghadapi Italia.

Jika dilihat dari rekor pertemuan kedua tim sejauh ini, Italia memang lebih diunggulkan ketimbang Jerman. Sebab dari enam pertandingan terakhir Gli Azzurri mampu mengemas tiga kemenangan, sementara Die Mannschaft hanya mampu mencatatkan sekali kemenangan.

Selain itu, Italia sendiri memang memiliki catatan positif setiap berhadapan dengan Jerman di turnamen besar macam Piala Dunia maupun Piala Eropa. Bagaimana tidak Italia mampu memberikan mimpi buruk kepada Jerman di Piala Dunia 2006 dan Piala Eropa 2012.

Melihat kondisi tersebut lantas mendapatkan komentar dari pelatih Sassuolo, Eusebio Di Francesco. Pelatih berusia 46 tahun tersebut menilai bahwa Italia lebih baik dan layak berada di babak semifinal Piala Eropa 2016 dibandingkan Jerman.

“Jerman? Kami akan menang, karena kami memang lebih baik dan layak dibandingkan mereka. Kami telah membuktikan pada diri kami untuk menjadi tim yang solid dan kompetitif sejauh ini,” jelas Di Francesco, seperti disadur dari Bintangbola.co, Sabtu (2/7/2016).

Terkait Kiprah Islandia di Piala Eropa, Hallgrimsson Jaga Optimisme

BeritaBintang – Pelatih Islandia Heimir Hallgrimsson optimistis para pemainnya mampu memaksimalkan kesempatan yang mereka miliki untuk terus unjuk gigi di Euro 2016.

Islandia melampaui dugaan banyak orang berkat kiprah pertamanya di sebuah turnamen besar (Piala Dunia dan Piala Eropa) dalam perhelatan di Prancis kali ini.

Skuat yang ditangani Hallgrimsson bersama Lars Lagerback itu saat ini telah mencapai babak perempatfinal untuk menghadapi tuan rumah Prancis, bermodal kemenangan 2-1 atas Inggris.

Dengan turnamen kian memasuki fase-fase akhir, sebagian menilai semakin dekat pula akhir dongeng Islandia. Tetapi Hallgrimsson menegaskan dirinya punya pandangan berbeda.

“Kalau Anda ingin yang terbaik dari hidup maka Anda harus siap ketika kans datang. Itu adalah faktanya dan para pemain ini sudah siap, dan kesempatan yang kami miliki besar sekali, itu bisa mengubah hidup mereka,” kata Hallgrimsson kepada Bintangbola.co.

“Kami optimistis. Sejumlah orang Islandia mungkin berpikir kami terlalu optimistis, bahwa kami tidak berpikir akan gagal, tapi kami juga memiliki rencana,” tuturnya.

Italia yang Mengawali dan Mengakhiri Generasi Emas Spanyol

BeritaBintang – Dalam siklus kehidupan wajar ada yang mananya awal dan juga akhir. Begitu pula dengan generasi emas sepakbola Spanyol, yang dibuka dan ditutup oleh Italia.

Mundur jauh delapan tahun lalu tepatnya di Piala Eropa 2008. Spanyol, yang orang tahu saat itu adalah jagoan di kualifikasi, lolos ke perempatfinal dan menghadapi Italia-nya Roberto Donadoni.

Meski tak lagi dilatih Marcelo Lippi, Italia adalah favorit juara mengingat status mereka sebagai pemegang trofi Piala Dunia 2006.

Spanyol dan Italia pun terlibat duel sengit hingga akhirnya pemenang harus ditentukan lewat adu penalti. Sampai kemudian penalti Cesc Fabregas menaklukkan Gianluigi Buffon dan Spanyol lolos pertama kalinya ke babak semifinal setelah sekian lama.

Lalu seperti yang kita tahu ceritanya, Spanyol melewati Rusia di semifinal dan mengalahkan Jerman di final untuk merengkuh trofi Piala Eropa kedua dalam sejarah mereka sekaligus menuntaskan 44 tahun puasa gelar dan juga status buruk sebagai “jagoan kualifikasi” yang melekat.

Piala Eropa 2008 jadi momentum kebangkitan sepakbola Spanyol yang terkenal dengan generasi emasnya saat itu dari Iker Casillas, Sergio Ramos, Carles Puyol, Gerard Pique, Fabregas, David Silva, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, David Villa, Xabi Alonso, dan Fernando Torres.

Setelahnya Spanyol merajai Piala Dunia 2010 untuk pertama kalinya dengan mengalahkan Belanda di final dan dilanjutkan dua tahun kemudian, mempertahankan titel Piala Eropa usai menggilas Italia 4-0 di final.

Tiga gelar mayor beruntun, tak ada negara yang pernah melakukannya selain Spanyol. Namun, yang namanya sebuah era, pasti bakal ada akhirnya dan Tim Matador mengalami itu di Piala Dunia 2014.

Masih dilatih oleh Vicente del Bosque, Spanyol tersingkir langsung di fase grup usai kalah 1-5 dari Belanda dan 0-2 dari Chile. Banyak yang menilai bahwa Spanyol mulai atau bahkan divonis sudah “habis”.

Namun, Piala Eropa 2016 disebut-sebut jadi momentum terakhir pembuktian kehebatan Spanyol. Sayangnya, Spanyol yang bermaterikan para pemain senior dan “darah-darah” segar di dalam timnya harus menuai kekecewaan lagi.

Tampil relatif biasa-biasa saja di fase grup yang ditutup dengan kekalahan dari Kroasia di partai terakhir, Spanyol harus bertemu Italia-nya Antonio Conte yang disebut-sebut punya kekuatan menakutkan.

Meski tanpa pemain bintang, Italia disulap jadi tim yang tangguh dan Spanyol pun dibuat keok di babak 16 besar yang dihelat di Stade de France Dilansir Panduan Judi Online, Senin (27/6/2016) malam WIB ini. Gli Azzurri menang 2-0 dan mengirim pulang La Furia Roja lebih cepat ke rumahnya.

Bagi Spanyol, ini seperti pertanda bahwa mereka memang harus memulai lagi siklus baru dalam generasinya. Seperti delapan tahun lalu, Italia pula yang kini menutup rapat cerita emas tim semenanjung Iberia tersebut.

“Saya rasa tidak ada akhir dari sebuah era, masih ada banyak pemain bagus, para pemain muda pun sudah terbentuk, demikian pula dengan klub-klub,” ujar Del Bosque di situs resmi UEFA.

Kemenangan Bersejarah yang Jadi Pembuktian Irlandia Utara

BeritaBintang – Irlandia Utara membuat kejutan dengan menaklukkan Ukraina 2-0. Kemenangan bersejarah itu adalah sebuah pembuktian dari mereka.

Datang sebagai salah satu tim debutan di Piala Eropa 2016, Irlandia Utara mengawali kiprahnya dengan kurang oke. Mereka kalah 0-1 dari Polandia pada laga pertama, Minggu (12/6/2016) lalu.

Namun, Irlandia Utara bangkit pada laga kedua. Menghadapi Ukraina di Parc Olympique Lyonnais, Lyon, Kamis (16/6/2016), tim besutan Michael O’Neill itu menang 2-0 berkat gol Gareth McAuley pada menit ke-49 dan Niall McGinn di injury time.

Selain menjadi kemenangan perdana Irlandia Utara di putaran final Piala Eropa, kemenangan ini juga merupakan kemenangan pertama mereka di turnamen besar sejak mengalahkan Spanyol di Piala Dunia 1982.

Sementara itu, McAuley menjadi pemain Irlandia Utara pertama yang mencetak gol di turnamen besar sejak Colin Clarke menjebol gawang Spanyol di babak penyisihan grup Piala Dunia 1986.

“Kami punya sesuatu untuk dibuktikan kepada diri kami sendiri,” ujar McAuley kepada Panduan Judi Online

“Ini menyenangkan. Kami sudah ditunggu sebuah pertandingan berat, tapi kami senang. Banyak orang yang mengatakan kami tidak akan mendapatkan satu poin pun,” tambahnya.

“Kemenangan ini akan membuat para pemain percaya diri karena kami sebelumnya dipandang sebelah mata,” kata bek West Bromwich Albion itu.

Irlandia Utara kini menempati posisi ketiga di klasemen Grup C dengan tiga poin dari dua laga. Mereka akan bertemu Jerman pada laga berikutnya, Selasa (21/6/2016) mendatang.

Mourinho Tolak Latih Timnas Suriah

BeritaBintang – Jose Mourinho membeberkan dirinya telah menolak tawaran untuk membesut Timnas Suriah. Pelatih Portugal tersebut memang sedang mencari klub baru untuk diarsiteki.

Mourinho sedang menganggur sejak dipecat Chelsea pada Desember 2015. Padahal, tujuh bulan sebelumnya mantan pelatih FC Porto, Inter Milan, dan Real Madrid ini mengantarkan The Blues juara Premier League.

The Special One –julukan Mourinho– pun sudah memastikan diri bahwa akan kembali melatih pada musim panas. Dia menyatakan sempat ditawari untuk duduk di kursi pelatih Suriah yang sedang mengusung misi lolos ke Piala Dunia 2018.

“Mereka mem-posting di website surat yang mereka kirim kepada agen saya. Harus saya katakan bahwa itu benar,” kata Mourinho, seperti dikutip dari Bintangnola.co , Senin (11/4/2016).

“Saya harus mengatakannya dengan cara yang spesial bahwa kami tidak tertarik dengan pekerjaan itu,” lanjutnya.

Top Score: 10 Pemain yang Akan Menggantikan Iniesta, Xavi dan Casillas

BeritaBintang –  

MASA kejayaan Spanyol di turnamen kelas dunia seperti Piala Dunia mulai perlahan memudar. Hal itu dibuktikan dengan gagalnya mereka lolos dari penyisihan grup pada Piala Dunia edisi 2014 di Brasil.

Salah satu penyebab kegagalan La Furia Roja bisa jadi karena para pemainnya yang sudah mulai menua, dan pola permainan yang tidak berubah sehingga para lawan sudah dapat mengantisipasi perlawanan Spanyol.

Seperti halnya Timnas lain di dunia, Spanyol juga membutuhkan regenerasi pemain agar dapat terus bersinar di kompetisi yang mereka ikuti, sekaligus menyegarkan skuad dari para pemain veteran. Berikut ini BintangBoLa merangkum 10 pemain yang berpotensi memperkuat Timnas Spanyol di masa depan, mengutip berbagai sumber, Rabu (9/3/2016).

10. Sergio Rico

Pemain berusia 22 tahun tersebut berposisi sebagai kiper di Sevilla. Meski usianya masih terbilang muda untuk seorang penjaga gawang, ia sudah menunjukkan kualitas yang layak untuk masuk ke dalam level timnas.

Rico merupakan produk asli akademi Sevilla. Ia sudah mengepak 69 penampilan untuk Sevilla, dan mencetak 26 kali clean sheets. Rico dipanggil ke Timnas Spanyol untuk pertama kali pada 26 Mei 2015, namun dia pada saat itu tidak diturunkan oleh Vicente del Bosque.

9. Sergi Samper

Reputasi La Masia sebagai penelur pemain hebat tidak perlu diragukan lagi. Salah satu produk akademi milik Barcelona tersebut yang digadang-gadang bakal menjadi bagian penting Timnas Spanyol adalah Sergi Samper.

Samper yang kini berusia 21 tahun diberkati oleh talenta yang luar biasa. Kontrol bola pemain yang berposisi sebagai gelandang tersebut banyak menuai pujian. Dirinya sudah tampil di 10 pertandingan bersama Barca dan menghasilkan dua assists.

8. Hector Bellerin

Usianya masih 20 tahun, namun keberadaannya di Arsenal begitu krusial. Dirinya dinobatkan sebagai salah satu fullback terbaik yang ada di musim ini. Bahkan konsistensi permainannya membuat Mathieu Debuchy terdepak dari skuad utama. Sejauh ini Bellerin sudah bermain 60 kali untuk Arsenal.

7. Gerrard Deulofeu

Salah satu jebolan akademi La Masia yang memiliki skill menjanjikan. Sayangnya, ia tidak pernah mendapatkan tempat di Barcelona. Hal itu lah yang membuat pemain yang berposisi sebagai winger tersebut memilih untuk hijrah ke Inggris dan berseragam Everton.

Bersama Everton dirinya sukses menunjukkan kualitasnya. Sejauh ini ia telah mencetak delapan gol untuk The Toffees. Selain itu, pemain berusia 21 tahun tersebut telah menciptakan 17 assists. Dirinya sudah tampil untuk Timnas Spanyol pada Mei 2014 di partai persahabatan.

6. Denis Suarez

Produk akademi Manchester City tersebut tidak pernah mencicipi rasanya bermain untuk tim senior City. Dirinya lantas memilih untuk hengkang menuju Villarreal pada 2015. Sembilan assists dari 31 penampilan musim ini menjadi bukti skill milik Suarez. Selain itu namanya juga menjadi incaran beberapa klub besar seperti Barcelona dan Napoli.

5. Oliver Torres

Pemain yang berposisi sebagai gelandang serang tersebut merupakan produk akademi Atletico Madrid. Kualitasnya sebagai pemain yang memiliki potensi sudah terlihat kala ia menjalani masa pinjaman di Villarreal. Saat ini ia telah menjadi bagian penting Atletico Madrid, terbukti dengan 28 capsnya dan satu gol untuk Los Colchoneros.

4. Munir

Pemain berusia 20 tahun tersebut belajar banyak dari tiga striker kelas dunia yang dimiliki oleh Barcelona yakni Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar. Kualitasnya bahkan sudah dipercaya oleh Vicente del Bosque dengan memanggilnya ke Timnas Spanyol. Pemain dengan skill dribbling yang impresif tersebut telah membukukan tujuh gol dan sembilan assists untuk Barca.

3. Juan Bernat

Musim ini pemain berusia 22 tahun tersebut banyak belajar dari mantan pelatih Barcelona, Pep Guardiola. Didatangkan dari Valencia pada 2014, pemain berposisi sebagai bek kiri tersebut sudah tampil di 14 pertandingan musim ini untuk Bayern Munich. Kualitasnya sebagai bek jempolan membuat namanya masuk ke timnas Spanyol. Ia sejauh ini sudah tujuh kali membela La Furia Roja.

2. Paco Alcacer

Selain memiliki Diego Costa sebagai striker utama, Vicente del Bosque juga memiliki Alacer. Ketajamannya di level timnas memang belum terbukti meski sudah tampil 11 kali, namun di level klub ia sudah mencetak 11 gol dari 31 penampilannya di musim ini.

1. Saul Niguez

Pemain berusia 21 tahun tersebut diproyeksi akan menjadi sosok jenderal lini tengah Spanyol di masa depan. Pemain yang merupakan produk dari Atletico Madrid tersebut telah menjadi bagian penting untuk lini tengah Los Colchoneros. Sejauh musim ini ia sudah membukukan 30 penampilan dan membukukan enam gol serta dua assists.

Marcelo Kecewa dengan Tim Dokter Selecao

BeritaBintangFullback Real Madrid, Marcelo, mengaku kecewa dengan dokter Timnas Brasil. Sebab, ketika pemain berambut keriting ini ingin berkonsultasi mengenai kondisi cederanya.

Saat Marcelo ingin berkonsultasi, dokter Timnas Selecao tersebut justru sudah tidak ada di tempat. Alhasil, pemain 27 tahun itu tidak masuk dalam skuad Brasil untuk kualifikasi Piala Dunia 2018.

Brasil akan melakoni dua pertandingan di kualifikasi Piala Dunia kontra Uruguay dan Paraguay. Jelas ini merupakan suatu pukulan besar bagi dirinya. Sebagai pemain sepakbola, berkontribusi untuk negara sudah menjadi tujuan setiap pemain.

“Saya sudah berbicara dengan dokter pada kamis lalu dan ia bertanya bagaimana dengan cedera saya. Saya menjelaskan kepadanya dan meneruskan latihan di hari Kamis, di hari yang sama pengumuman skuad Brasil,” Ujar Marcelo, seperti dikutip dari Football-Espana, Selasa (8/3/2016).

“Saya berencana untuk menjelaskan kepadanya apa yang saya rasakan setelah berlatih, dan saat saya menyudahi sesi latih dan ingin berbicara dengannya, saya sudah dicoret dari skuad. Ini sangat mengecewakan bagi saya karena saya ingin menjadi bagian dari tim nasional sepanjang waktu,” tuntasnya.

Walah, Maling Ini Terjepit Ventilasi Saat Mau Bobol Toko, Pemilik Pilih Menontonnya

BeritaBintang – Apa yang anda saksikan ini adalah sebuah momen lucu, ketika seorang pencuri malah terjebak, saat mencoba untuk membobol sebuah toko, dengan hanya mengenakan celana dalam saja.

Dikutip dari Mirror (14/10/2015), setelah menyadari kalau tubuhnya terjepit, sang pencuri ini langsung merasa panik, dan terpaksa harus berteriak untuk meminta bantuan.

Namun beberapa orang yang melintas memutuskan untuk mengikat salah satu kakinya ke sebuah tiang.

Warga ingin memastikan kalau pria ini mendapatkan hukuman yang layak, meskipun si pencuri harus merasa malu.

Pemilik dari toko tersebut, Adonias Oliveira de Lima (32), mengatakan kalau ia tidak akan mempidanakan pria tersebut setelah sukses mempermalukannya.

Si pencuri yang memiliki tinggi 5 kaki dan dua inci dengan berat badan 83 kilogram itu, sudah meminta maaf dan berjanji untuk tak kembali ke toko tersebut.

Insiden ini terjadi di Kota Manaus, Brazil, dimana Inggris bertemu dengan Italia di sana pada Piala Dunia sepakbola tahun lalu.

Lima mengatakan kalau ia saat itu sedang pergi berbelanja, setelah akhirnya ia sadar tokonya telah dibobol, pada pukul empat pagi waktu setempat.

Ia menambahkan : “Pencuri itu sudah memanjat menggunakan sebuah kursi, mendorong pendingin udara yang ada di dalam toko, dan mencoba memasuki tokoku dengan melewati sebuah lubang.”

“Pada akhirnya ia tak berhasil dan malah terjepit.”

Ia sangat mabuk dan berkata kalau ia sangat menyesal atas apa yang dilakukannya. Aku memintanya untuk tak melakukannya lagi, ataupun kembali ke dekat tokoku lagi.”

”Aku sudah pastikan kalau ia tak digantung. Aku juga membantunya membersihkan diri.”

”Penjara tak banyak membantu. Ia pasti akan keluar tak lama lagi.”