Kepulauan Solomon

Gempa 7,7 SR yang Hantam Kepulauan Solomon Berpotensi Tsunami

BeritaBintang – Badan Geologi Amerika Serikat mengatakan, gempa bumi dengan kekuatan 7,7 Skala Richter mengguncangkan Kepulauan Solomon pada Kamis (08/12). Gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami.

“Gelombang tsunami akibat gempa ini mungkin muncul tiga jam berikutnya di beberapa pantai di Kepulauan Solomon, Vanuatu, Papua Nugini, Nauru, Kaledonia Baru, Tuvalu dan Kosrae,” kata Pusat Peringatan Tsunami Amerika Serikat di Pasifik (PTWC), dilansir dari Bandar Bola Terpercaya, Jumat (9/12).

Gempa tersebut memicu peringatan tsunami di seluruh wilayah Pasifik Selatan. Gempa tersebut terjadi pada pukul 04.38 waktu setempat pada kedalaman 40 kilometer. Awalnya, gempa tersebut dilaporkan berkekuatan 8 SR.

Tidak ada laporan kerusakan atau korban akibat gempa tersebut. PTWC juga membatalkan peringatan tsunami awal di Hawaii. “Berdasarkan semua data yang tersedia, tidak ada ancaman tsunami ke negara bagian Hawaii,” kata PTWC.

Pihak berwenang Australia mengatakan tidak ada risiko untuk pesisir pantainya, sementara kantor Pertahanan Sipil Selandia Baru mengatakan akan mengevaluasi ancaman akibat tsunami tersebut.

Gempa bumi berkekuatan 6,5 juga mengguncang pantai utara California, Amerika Serikat. Pihak berwenang mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan di kota yang dekat dengan gempa tersebut.

Menurut Badan Geologi AS, Linkalternatif.info gempa tersebut berpusat di Samudera Pasifik, sekitar 165 kilometer barat dari Ferndale, California, pada kedalaman 10 kilometer.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik dari Dinas Cuaca Nasional (USGC) mengatakan, tidak ada peringatan tsunami karena gempa tersebut.

Ahli Biologi Temukan Penyu Laut yang Bersinar dalam Gelap

BeritaBintang – Seorang ahli biologi laut dari AS menemukan seekor penyu laut yang dapat bersinar dalam gelap.

Spesies itu bisa jadi adalah reptil biofluoresen pertama yang pernah ditemukan.

Menurut Huffington Post, penyu itu ditemukan di Kepulauan Solomon pada Juli 2015 lalu, ketika sang ahli yang bernama David Gruber itu sedang menyelam di perairan Kepulauan Solomon untuk penelitian.

Reptil tersebut adalah penyu spesies Eretmochelys imbricata, atau yang populer menggunakan nama “penyu sisik”, yaitu jenis penyu yang dikatakan terancam punah, karena kerap diburu untuk bahan makanan dan perhiasan.

Penyu yang ditemukan oleh David dan timnya memiliki cangkang yang mengeluarkan sinar berwarna hijau dan merah, yang menyala secara mencolok jika berada di lokasi yang cukup gelap.

Biasanya, hewan biofluoresen, alias hewan yang dapat menyerap dan memancarkan kembali sinar yang memaparnya, hanya menyerap sinar biru, yang hanya bisa didapatkan di dasar laut.

“Kami lalu membawa penyu itu dan memaparnya menggunakan sinar biru,” kata David. Ia juga menambahkan bahwa timnya memotret penyu itu menggunakan kamera yang bisa menyorot lebih sinar biru, agar warnanya lebih mencolok.

Diduga kemampuan biofluoresen itu didapat dari hasil adaptasi kamuflase setelah penyu berhabitat di area penuh batu karang yang bersinar.