Kepolisian Malaysia

Malaysia Lacak Sumber Racun Kimia di Wajah Kim Jong-nam

BeritaBintangMalaysia Lacak Sumber Racun Kimia di Wajah Kim Jong-nam

Kepolisian Malaysia sedang menyelidiki sumber racun kimia berbahaya di wajah Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, yang tewas di Kuala Lumpur pekan lalu.

Kepala Polisi Diraja Malaysia, Khalid Abu Bakar, mengatakan bahwa pihaknya kini sedang melacak asal racun yang dikenal dengan sebutan “racun saraf VX” itu hingga bisa ada di negaranya.

Menurutnya, ada dua kemungkinan, yaitu racun tersebut dibawa masuk ke Malaysia dari luar negeri, atau memang diproduksi di negaranya.

“Kami masih menyelidiki. Jika jumlah kimia yang dibawa sedikit, kami akan sulit mendeteksinya,” ujar Kepala Polisi Diraja Malaysia, Khalid Abu Bakar.

Sebagaimana dilansir AFP, Perserikatan Bangsa-Bangsa memasukkan zat dengan nama Ethyl S-2-Diisopropylaminoethyl Methylphosphonothiolate tersebut ke dalam kategori senjata penghancur massal.

Di bawah Konvensi Senjata Kimia 1997, zat ini dilarang kecuali untuk keperluan riset atau medis. Negara-negara pun sepakat untuk segera melaporkan jika memiliki zat VX dan langsung menghancurkan persediaannya.

Para ahli mengatakan, zat ini sangat stabil, mudah dibawa, dan sulit dideteksi dengan sistem keamanan biasa di bandara, sehingga racun tersebut masih mungkin diselundupkan.

Baca Juga: ” Tiga Band Papan Atas Dunia yang pernah Konser di Indonesia

Menurut Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), orang kemungkinan tidak menyadari keracunan VX karena zat itu tak berbau dan berasa. Jika dibandingan dengan gas sarin, zat ini lebih beracun saat masuk ke jaringan kulit atau saluran pernapasan.

Dalam potongan rekaman CCTV di terminal keberangkatan bandara Kuala Lumpur, Jong-nam memang terlihat sempat dibekap oleh dua perempuan saat menunggu penerbangan ke Macau.

Ia kemudian mengeluh pusing ke pusat informasi dan dibawa ke klinik bandara. Jong-nam meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Penyelidikan masih terus berlanjut. Hingga kini, Malaysia sudah menahan empat orang terkait kasus dugaan pembunuhan ini.

Keempat orang itu terdiri dari dua orang perempuan, yaitu warga Indonesia dan Vietnam, satu pria Malaysia, juga seorang lelaki Korea Utara.

Otoritas Malaysia juga masih memburu lima tersangka warga Korut yang salah satu di antaranya diduga berada di Malaysia, sedangkan empat lainnya disinyalir sudah sampai di Pyongyang.

Kepolisian Malaysia juga mencari dua orang lain yang diduga bersembunyi di Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur. Mereka terdiri dari seorang diplomat senior dan satu staf maskapai penerbangan Korut, Air Koryo.

Lima Pekerja Myanmar Tewas Ditikam di Malaysia

BeritaBintangLima Pekerja Myanmar Tewas Ditikam di Malaysia

Setidaknya lima imigran asal Myanmar tewas ditikam oleh sekeleompok orang tak dikenal dalam perjalanan pulang dari tempat kerja mereka di kawasan Sri Serdang Industrial Park, Kuala Lumpur, Malaysia pada Kamis pekan lalu.

“Empat warga Myanmar tewas seketika di tempat kejadian. Satu orang meninggal di rumah sakit esok harinya,” ujar U San Win, Ketua organisasi pemerhati HAM berbasis di Kuala Lumpur, Kathpone Free Funeral Service Organisation.

Win menuturkan, sekelompok penyerang itu awalnya mengerumuni 16 pekerja Myanmar yang sedang pulang kerja. Sembilan imigran selamat tanpa cedera serius, sementara dua lainnya kini sedang dirawat dalam kondisi serius.

Kepolisian Malaysia dilaporkan sudah menahan tujuh orang terkait serangan ini. Namun, mereka belum bisa menentukan motif di balik penyerangan ini.

Baca Juga: ” Banjir Besar di Thailand, 25 Orang Tewas

Sementara itu, Wakil Direktur Urusan Keimigrasian Kementerian Tenaga Kerja, Imigrasi, dan Populasi Myanmar, U Aung Lwin, membenarkan insiden terjadi pada 5 Januari lalu.

Ia menuturkan, para pekerja Myanmar yang diserang ini bekerja secara sah di sebuah pabrik di kawasan industri tersebut.

Menurut Win, serangan yang menargetkan warga Myanmar di Malaysia ini bukan lah yang pertama kalinya. Ia menyarankan Naypyitaw segera menindaklanjuti kasus ini dan mempertimbangkan pengiriman pekerja ke Malaysia.

Menanggapi kejadian ini, Kedutaan Besar Myanmar di Malaysia dikabarkan telah meminta kepolisian untuk meningkatkan patroli pengamanan di lokasi kejadian.

Melansir Reuters, Myanmar juga memberi petunjuk keselamatan bagi para pekerjanya di Negeri Jiran itu.

Juru bicara kantor kepresidenan, Zaw Htay, mengatakan bahwa pemerintah mendesak seluruh pekerja Myanmar di Malaysia yang diperkirakan berjumlah 147 ribu, termasuk para pekerja ilegal, untuk segera menghubungi kedutaan di sana.

Insiden penyerangan ini menambah ketegangan hubungan kedua negara yang sedang panas dalam beberapa bulan terakhir.

Sebelumnya, Malaysia memprotes kekerasan yang kembali menimpa etnis minoritas Muslim Rohingya di Myanmar sejak Oktober lalu. Malaysia, yang sebagain besar penduduknya beragama Muslim, menuding pemerintah Myanmar melakukan “pembersihan etnis” terhadap kaum Rohingya.

Tim Gabungan Deteksi Jantung Kelompok Santoso

BeritaBintang –  Tim Gabungan Operasi Tinombala telah mendeteksi mekanisme kerja dari kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso alias Abu Wardah.

Oleh karena itu, petugas melakukan pengetatan berbentuk razia yang dilakukan di pintu masuk wilayah Poso Sulawesi Tengah.

Bentuk mekanisme tersebut dipaparkan oleh Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Menurutnya, mekanisme kerja kelompok Santoso melalui penyusupan terduga teroris dari Suriah.

“Justru kita lakukan pengetatan razia pintu masuk di wilayah Poso. Itu yang harus kita galakkan. Tentu kita bisa memahami karena memang ada komunikasi intensif antara orang-orang (terduga anggota Santoso) di Indonesia dengan Suriah,” kata Badrodin, Senin (28/3/2016).

Ia menjelaskan, ada jaringan yang bisa memasukkan orang untuk bergabung di kelompok Santoso. “Di Suriah ada perwakilan orang yang bisa men-deploy (menyusupkan) ke mana dia harus ditempatkan. Itu jaringannya yang sudah ada,” kata Badrodin.

Dirinya juga menyampaikan bahwa pintu masuk perbatasan juga akan dijaga ketat. Hal ini mengingat banyak indikasi warga Suku Uighur yang tinggal di Malaysia memasuki Poso.

“Kita tahu orang Uighur di Malaysia juga banyak, ribuan di sana, ‎itu kita tidak tahu apakah mereka termasuk kelompok garis keras atau bukan. Tentu itu perlu kerjasama dengan Kepolisian Malaysia,” tukasnya.