Carles Puigdemont

Keluarnya Inggris dari UE Perkuat Potensi Catalunya Merdeka

BeritaBintang –   Keputusan Inggris untuk keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) semakin memperkuat preseden bagi Catalunya untuk menuntut kemerdekaannya dari Spanyol, demikian disampaikan kepala pemerintahan daerah otonomi tersebut, Carles Puigdemont pada Jumat, 24 Juni.

Carles yang ikut menyambut hasil dari referendum Brexit mengatakan bahwa kemampuan Inggris untuk keluar dari UE tanpa persetujuan negara-negara anggota lainnya menunjukkan bahwa Catalunya dapat mengklaim kemerdekaannya tanpa mendapat persetujuan dari Spanyol.

“Hal itu menunjukkan bahwa sangat mungkin untuk mengambil keputusan mengenai kedaulatan seperti yang dilakukan negara-negara lainnya,” kata Puigdemont dalam pernyataan yang dilansir BintangBola.Online, Sabtu (25/6/2016).

Kepala daerah otonomi yang baru dilantik pada Januari lalu itu telah merencanakan masa transisi selama 18 bulan menuju kemerdekaan. Rencana tersebut termasuk pengesahan undang-undang dasar dan pembangunan institusi yang dibutuhkan oleh sebuah negara merdeka seperti bank sentral dan angkatan bersenjata.

Di lain pihak, Perdana Menteri (PM) sementara Spanyol Mariano Rajoy menyesalkan keluarnya Inggris dari UE yang menurutnya telah mendemonstrasikan risiko dari referendum yang dapat mendorong terjadinya perpecahan.

Pengaruh keluarnya Inggris yang diputuskan pada Jumat kemarin tidak hanya dirasakan di Inggris dan Spanyol saja. Beberapa negara seperti Perancis, Denmark, Swedia dan Belanda pun telah mulai menunjukkan ketidakpuasan pada UE dan bergerak ke arah referendum untuk memutuskan masa depan mereka di blok politik dan ekonomi Benua Biru itu.