Berita Bintang – Sejarah Vihara Dewi Welas Asih di Cirebon, Harus Berubah Nama saat Orde Baru
VIHARA Dewi Welas Asih merupakan salah satu dari 73 situs cagar budaya yang ada di Kota Cirebon. Vihara ini, tercatat sebagai tempat peribadatan umat Budha tertua di Cirebon dan sekitarnya.
Menurut Pembina umat Budha Vihara Dewi Welas Asih, Romo Djunawi mengatakan, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan sejak kapan Vihara Dewi Welas Asih berdiri. Akan tetapi, menurut manuskrip dari Keraton Kasepuhan, disebutkan bahwa Vihara tersebut dibangun pada tahun 1559.
[ Baca Juga Berita Bintang : ” Ini Alasan Al Ghazali Menangis Di Konser Dewa 19 ” ]
“Tidak ada catatan pasti, baik dari Tiongkok ataupun dari Belanda yang mencatat tahun awal pembangunan Vihara ini. Tapi kami berpatokan pada catatan yang ada di Kasepuhan, yang dimana menyebutkan bangunan ini sudah ada di tahun 1559,” ujarnya kepada Agen Judi Bola, belum lama ini.
Dikatakan Djunawi, saat pertama kali para pendatang dari Tiongkok menginjakan kaki di tanah Jawa, mereka membawa Kongco dan Rupang atau patung Dewi Kwan Im untuk keselamatan. Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya pendatang dari Tiongkok ini membangun sebuah bangunan kecil untuk menaruh Rupang dan Kongco tersebut, sekaligus sebagai tempat peribadatan yang dihormati.
Dengan semakin banyaknya masyarakat etnis Tionghoa yang datang dari Tiongkok, maka bangunan Vihara Dewi Welas Asih akhirnya diperluas.
Sebelum masa Orde Baru, dulunya Vihara Dewi Welas Asih bernama Tio Kak Si. Akan tetapi, karena pada masa itu hal-hal yang berbau Tionghoa dilarang, maka namanya diganti.
“Tidak hanya Vihara saja, nama-nama orang dan tempat juga harus diubah,” ucap dia.
Nama Dewi Welas Asih sendiri diambil dari salah satu Rupang Dewi Kwan Im yang ada di dalam Vihara. Rumpang tersebut merupakan benda yang masih terawat, sejak kedatangan warga Tiongkok ke tanah Jawa.
Vihara Dewi Welas Asih sendiri tak hanya menjadi tempat peribadatan umat Budha saja, akan tetapi kini sudah menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Bahkan setiap memasuki perayaan Imlek, Vihara ini mulai dikunjungi oleh banyak orang.
“Sekarang Vihara ini hanya dijadikan tempat ibadah dan wisata sejarah budaya saja,” tuturnya.