BeritaBintang – Protes Patung Budak Seks, Jepang Tarik Dubes dari Korsel
Jepang menarik duta besarnya untuk Korea Selatan sebagai protes atas pembuatan patung yang melambangkan korban perbudakan seks pada masa perang atau biasa disebut Jugun Ianfu. Patung tersebut ditempatkan persis di depan kantor konsulat Jepang di Kota Busan.
Juru bicara kepala pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan bahwa negaranya juga turut memulangkan konsul jenderal di Busan dan menangguhkan pembicaraan nilai tukar mata uang antara Jepang dengan Negeri Ginseng itu.
“Jepang dan Korsel adalah tetangga. [Korsel] merupakan negara penting. Kami sangat menyangkan harus melakukan langkah seperti ini,” Sabtu (7/1).
Patung kontroversial itu mulanya telah disingkirkan oleh otoritas lokal. Namun, sejumlah aktivis Korsel kembali menempatkan patung tersebut pada pekan lalu.
Patung “wanita penghibur” yang ditempatkan di Busan itu merupakan salinan dari patung lainnya yang berada depan kantor Kedutaan Besar Jepang untuk Korsel. Selama bertahun-tahun, patung itu menjadi tempat aksi protes sejumlah korban perbudakan yang masih hidup.
Baca Juga: “ Desainer Terkenal Bandung Diciduk Polisi “
“Pemerintah Jepang akan terus mendesak pemerintah Korsel untuk menghilangkan patung tersebut,” kata Suga.
Penarikan dubes ini dianggap sebagai langkah yang dapat menyulut kembali perseteruan antar kedua negara di masa lalu. Jepang sempat menduduki Semenanjung Korea selama 35 tahun.
Sejarawan mengungkapkan, sekitar 200 ribu wanita yang sebagain besar berasal dari Korsel dipaksa bekerja sebagai wanita penghibur bagi militer Jepang yang pada masa itu menjajah sejumlah negara di Asia Timur dan Asia Tenggara.
Nasib buruk perempuan-perempuan korban perbudakan itu menjadi masalah emosional yang cukup memberatkan hubungan kedua negara selama beberapa dekade terakhir.
Menurut sebagian besar warga Korsel, nasib para wanita penghibur itu melambangkan penyalahgunaan wewenang pemerintah kolonial Jepang selama 1910-1945 di Semenanjung Korea.