free html hit counter

Polisi Berfoto di Depan Mayat Begal, Kapolri: Itu Tak Etis!

BeritaBintangPolisi Berfoto di Depan Mayat Begal, Kapolri: Itu Tak Etis!

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyayangkan tindakan yang dilakukan 13 personel Polres Bandar Lampung yang berfoto dengan lima jasad tangkapan begal pascaoperasi digelar. Menurutnya, hal itu tidaklah etis.

“Pendapat saya itu tidak etis. Seharusnya tidak perlu ada foto seperti itu. Tidak humanis, tidak profesional,” tegas Tito di Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2017).

Oleh karena itu, lanjut mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini, dia akan ke Bandar Lampung pada Jumat 7 April 2017 untuk memberikan pengarahan langsung kepada anggota kepolisian terkait tindakan foto di depan mayat begal tersebut.

“Besok saya ke sana hari Jumat dan memberikan arahan. Tidak boleh hal itu dilakukan,” katanya.

Namunn, jenderal bintang empat ini tetap menghargai pekerjaan 13 anggota Polres Bandar Lampung tersebut. Itu karena mereka sudah berhasil menangkap kelompok begal yang meresahkan warga.

“Saya hargai mereka berhasil mengungkap perkara begal yang meresahkan masyarakat di sana (Lampung). Info sementara yang saya terima, lima begal itu bersenjata dan juga melawan. Dalam aturan hukum kita sepanjang itu membahayakan petugas, kita boleh melakukan tindakan mematikan,” tukasnya.

[Baca Juga -“Kasus Buni Yani P21, Kepolisian Segera Layangkan Undangan untuk Pelimpahan Tahap 2“]

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto mengatakan, perilaku berfoto di depan lima jasad begal itu adalah tindakan spontan dari anggota Polres Bandar Lampung tanpa ada yang mengoordinasi.

“Akhirnya terjadilah sebuah foto disebarkan ke internal. Entah siapa yang meng-upload ke medsos kita belum tahu ya, itu yang sedang didalami oleh penyidik Propam untuk melakukan pendalaman,” ucapnya.

Mantan Kapolres Klaten ini menambahkan, meski penangkapan yang dilakukan anggota Polri itu adalah sebuah keberhasilan, berfoto di depan mayat dan menyebarkannya di media sosial merupakan tindakan yang tidak patut.

“Karena kesannya bisa berbagai macam penilaian dari masyarakat baik negatif maupun positif. Kalau foto itu tersebar banyak negatif tanggapannya, karena tidak patut,” sambung dia.

Atas kejadian itu juga, Polri kata Rikwanto telah meminta maaf, khususnya ke warga Lampung yang dibuat resah dengan adanya foto itu. Sementara untuk yang menyebarkan foto kata dia masih diselidiki.

“Kalau menyebarkannya bagaimana, untuk apa. Itu kan awalnya menyebarkannya di internal, di grup WhatApps. Tapi, kenapa bisa keluar? Itu yang sedang kita dalami,” tukasnya.