BeritaBintang – Masih Dendam lantaran Neymar Dibajak, Presiden Liga Spanyol Ingin PSG dan Man City Didepak dari Liga Champions
Kepindahan bintang Brasil, Neymar da Silva, dari Barcelona ke Paris Saint-Germain (PSG), pada bursa transfer musim panas 2017 nyatanya masih menimbulkan luka di hati Presiden Liga Spanyol, Javier Tebas. Pasalnya, Tebas menilai transfer yang dilakukan PSG menggunakan cara licik.
Seperti diketahui, Neymar diboyong oleh PSG dengan mahar 222 juta euro dan menjadikannya sebagai pemain termahal di muka bumi. Namun pembelian Neymar tersebut melalui proses yang cukup sulit. Pasalnya, PSG harus mematuhi aturan Financial Fair Play (FFP), di mana mereka tidak bisa mengeluarkan dana sebesar itu.
PSG pun pada akhirnya meminta bantuan kepada perusahaan induk mereka, Qatar Sports Investment. Berkat campur tangan para petinggi di perusahaan tersebut, Neymar pun disodori kontrak senilai 300 juta euro untuk menjadi duta Piala Dunia 2022.
{ Baca juga : ” Jigsaw Berjaya, Pendapatan Box Office Melempem di Bulan Oktober ” }
Tak puas hanya dengan PSG, Tebas pun turut menyeret nama Manchester City yang dianggapnya juga melakukan hal yang serupa. Pembelian dengan harga selangit yang dilakukan Man City pada bursa transfer musim panas 2017 membuat Tebas khawatir. Apalagi, klub berjuluk The Citizens itu dikabarkan akan memboyong megabintang Barcelona, Lionel Messi.
Tebas menginginkan agar UEFA menyelidiki sumber pemasukan PSG dan Man City serta neraca keuangan mereka. Pria berkebangsaan Spanyol itu bahkan meminta agar kedua klub tersebut tidak dapat berpartisipasi di ajang Liga Champions lantaran telah menyalahi aturan FFP.
Dengan uang yang didapat Neymar tersebut, ia pun menebus kalusul pembeliannya sendiri, yakni sebesar 222 juta euro dari Barcelona dan menjadikan dirinya bebas transfer. Setelah itu, barulah PSG merekrut Neymar yang di atas kertas dapat dikatakan secara gratis.
Dengan proses transfer yang seperti kucing-kucingan tersebut, Tebas pun merasa dibodohi dan tidak terima dengan hal yang dilakukan PSG. Menurutnya, bila PSG tidak mendapat hukuman tegas karena transfer liciknya tersebut, maka di masa mendatang para pemain bintang yang ada di Liga Spanyol dan liga-liga lainnya dapat dengan mudah dibajak oleh klub-klub kaya dengan sokongan dana berlimpah.
“Kami melihat bahwa PSG dan Manchester City, selama lima tahun terakhir, merupakan klub yang berinvestasi paling banyak dalam hal pembelian pemain,” jelas Tebas, seperti dilansir Judi Poker, Selasa (31/10/2017).
“Karena pendapatan riil mereka tidak memungkinkan mereka melakukan hal itu, mereka telah menemukan sponsor fiktif dan melibatkan negara dengan jumlah uang yang tidak sesuai dengan harga pasar,” lanjut Teres.
“Mereka harusnya tidak diizinkan berkompetisi. Jika selama musim ini Anda menyadari bahwa mereka telah berbuat curang secara ekonomi, mengapa tidak mengeluarkan mereka? Ketika seorang atlet sepeda dihukum karena doping, dia segera dikeluarkan dari perlombaan,” tambahnya.
“Saya juga berpikir bahwa kontrol harusnya dilakukan sebelum kompetisi dimulai, bukan setelahnya. Kalau tidak, maka kerusakan telah terjadi,” pungkas pria 55 tahun itu.