BeritaBintang – Banyak kesulitan yang dihadapi Joko Susilo untuk bisa menulis sebuah buku. Tapi rasa geregetan pada kondisi pembinaan sepakbola mampu mengalahkan kelemahan pelatih Arema Cronus itu dalam urusan menulis dan teknologi komputer.
Dari yang awalnya tidak bisa merancang sebuah karya tulis, pelatih berjuluk Gethuk ini kini lancar mengurai gagasannya dalam gambar dan tulisan. Dari yang semula tidak bisa mengetik, mantan pemain bola di era 1980-1990-an ini sekarang lancar membuat materi buku menggunakan komputer atau netbooknya.
Kegelisahan pada pola latihan di banyak SSB, khususnya di Malang Raya menjadi motivasi kuat Gethuk untuk menyuguhkan ide pola ‘latihan baru’. Ia ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk sama-sama membangun generasi sepakbola yang andal.
Aktivitas menulis bermula dari kewajiban Gethuk untuk membuat laporan secara tertulis. Kala itu ia yang menjadi pendamping Miroslav Janu melatih Arema di tahun 2006 harus membuat laporan tertulis di komputer. Jadinya, mau tidak mau ia mulai belajar mengetik.
Seiring berjalannya waktu, pelatih 44 tahun itu dipercaya menjadi Direktur Teknis Akademi Arema. Ia pun memiliki kewajiban menyusun kurikulum latihan. Dari kewajiban itulah ia berhasil menyelesaikan buku pertama berupa kurikulum Akademi Arema di tahun 2013.
Proses suka duka membuat menulis sebuah buku membuat Gethuk semakin terpacu mengakrabi teknologi komputer. Ia mencoba dan belajar sendiri mengetik dan membuat gambar untuk bukunya di netbook atau komputer.
“Dulu saya hanya bisa membuat tulisan dan gambar dengan tulisan tangan. Kalau mau dimasukkan komputer harus minta tolong orang lain. Rasanya sakit, kalau orangnya sibuk, punyaku diabaikan. Ya sudah, saya belajar mengetik dan susun gambar sendiri,” terang mantan pemain Niac Mitra itu.
Saat ditemui di rumahnya, pelatih yang sudah delapan kali mengikuti program kepelatihan tingkat nasional dan internasional itu menunjukkan karyanya berupa gambar-gambar klip sosok pemain sepakbola dalam beberapa pose gerakan.
Gambar-gambar yang disimpan dalam file di netbooknya itu ia gunakan untuk melengkapi gambar pola latihan dalam konsep bukunya.
Dorongan untuk belajar dan mengetik sendiri semakin kuat mengingat banyak ide dan materi dalam pikirannya yang perlu segera dituangkan. Ilmu yang didapatnya selama menjalani pendidikan pelatih lisensi AFC dan pengalamannya mengasuh seorang pemain remaja hingga menjadi pemain klub ISL mendorongnya membuat konsep kepelatihan yang terstruktur.
“Saya bisa merasakan sendiri bagaimana kebutuhan pemain di jenjang ISL, baik yunior atau senior. Saya juga bisa merasakan sendiri bagaimana anak-anak (pemain bola) sejak belajar di SSB hingga masuk tim Arema, pengalaman itu saya padukan dengan materi dari FIFA dan AFC, itu yang mau saya bagikan pada pelatih-pelatih SSB,” papar Gethuk tentang impiannya.
Pelatih yang sudah menjadi warga Malang itu tidak mempermasalahkan jika konsep kepelatihannya bisa menimbulkan pro -kontra. Dalam buku kurikukum keduanya ini Gethuk sudah mulai memasukkan materi teknik bertanding dan latihan fisik bagi pemain di SSB.
“Di klub (setingkat ISL) nanti, yang dicari pemain yang sudah paham strategi dan kondisi yang prima, untuk memenuhi permintaan itu kita harus siapkan secara bertahap sejak anak usia 12 tahun,” ungkap pelatih pemilik lisensi C dan B AFC tersebut.
Gethuk juga tidak mempermasalahkan jika bukunya dinilai bersifat terlalu teknis. Dari rancangan yang sudah disusun, buku kurikulum yang nantinya dibedakan antara buku kurikulum untuk Akademi Arema dan untuk pelatih SSB itu diperkirakan berisi 50 halaman. Materi buku ini langsung menjurus pada program latihan dan contoh-contoh praktek teknik latihan.
“Saya memang dasarnya pelatih, tidak bisa kalau menulis penjabaran yang bisa difahami semua khalayak, bukunya saja akan saya cetak kasar, bukan buku komersil, gak tahu lagi kalau ada yang bantu menulis, hehehe,” tambah warga Sawojajar 2 Pakis Malang itu.
Masa libur latihan Arema hingga lebaran nanti membuat Gethuk bisa lebih kosentrasi mengerjakan penulisan bukunya. Ia optimistis bukunya selesai tepat di hari setelah lebaran.
Ini berarti ketika nanti tim Arema kembali berlatih, Gethuk juga bisa kembali memimpin latihan tanpa terganggu. Ia pun tak sabar untuk segera bisa berdiskusi dengan para pelatih SSB se Malang Raya membahas materi yang ia susun dalam buku dengan misi meningkatkan potensi bibit sepakbola Indonesia dari Malang.(Dyan Rekohadi/Surya)