BeritaBintang – Film G30S/PKI Kembali Ditayangkan, Sejarawan Nilai Banyak Imajinasi Dibanding Ungkap Fakta
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa Mendagri sudah memberi izin kepadanya dan institusi TNI untuk menggelar nonton bareng film G30S PKI garapan tahun 1984 di internal institusi TNI.
Rencana TNI menggelar acara nonton bareng film G30S PKI telah menjadi polemik, sebab sejumlah pihak menilai film tersebut bukan film yang tepat untuk dijadikan referensi sejarah. Namun, Gatot bersikukuh, rencananya memutarkan film tersebut adalah upaya untuk meneruskan kisah sejarah bangsa kepada generasi muda.
Sejarawan JJ Rizal menilai, dalam banyak penelitian sejarah film Pengkhianatan G30S PKI itu lebih banyak story daripada history. Tidak aneh jika film ini juga seperti banyak buku bahkan buku pelajaran, monumen, upacara dikatakan oleh sejarawan Taufik Abdullah sebagai “sejarah untuk menuntut pembalasan”.
[Baca Juga -“Target PPN Naik Tahun Depan, Dirjen Pajak : Saya Sanggupi“]
“Artinya lebih banyak kreasi imajinasi yang dibangun di atas peristiwa ketimbang memilih mengungkapkan fakta sejarah,” ucapnya kepada Judi Bola, Rabu (20/9/2017).
Keinginan Presiden Joko Widodo ada film tentang Gerakan 30 September 1965 versi milenieal menurut JJ Rizal, harus didahului dengan penelitian sejarah.
“Terkait dengan ajakan Jokowi membuat film tentang G 30S 1965 versi milenial seharusnya didahului dengan suatu mobilisasi pakar sejarah, sebab penelitian di sekitar peristiwa itu sudah sangat kaya,” katanya.
Sebelumnya, perintah Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo kepada jajaran prajuritnya untuk menggelar nonton bareng film G30S PKI turut mengundang komentar dari Presiden Jokowi.
Menurut Jokowi, mengingat sejarah –termasuk lewat film– adalah hal yang penting. Namun, Jokowi mendorong adanya pembaruan dari film tersebut agar dapat diterima oleh kaum milenial.