BeritaBintang – ‘San Andreas,’ Umbar Bencana Alam dengan Muatan Logis.
Bencana alam seperti gempa bumi memang hal yang menakutkan. Bagi warga yang menghuni pulau-puau di lempeng tektonik aktif, maka gempa bumi ibarat tamu yang bisa datang kapan saja.
Kisah gempa bumi ini menjadi sentral film San Andreas yang diproduksi oleh New Line Cinema, Flynn Pictures, dan Village Pictures.
Dengan menjadikan Dwayne “The Rock” Johnson sebagai pemeran utama, San Andreas menggambarkan kengerian akibat goncangan lempeng bumi yang labil.
Kisah berawal dari patahan San Andreas yang berada di California, Pesisir Barat Amerika Serikat. San Andreas adalah nama untuk patahan tektonik yang merupakan bagian dari lempeng Pasifik.
Sebagai patahan dari lempeng yang selalu bergerak, maka gempa bumi menjadi sebuah hal yang lumrah terjadi. Tapi dalam film San Andreas sekelompok ilmuwan menemukan pergerakan lempang yang aneh.
Anomali tersebut mengancam keselamatan jutaan jiwa yang menghuni kota-kota besar pesisir Barat Amerika, seperti San Fransisco dan Los Angeles.
Dan seperti tugas para ilmuan di film-film bencana lainnya, mereka berusaha memperingatkan masyarakat yang cuek bebek sebelum akhirnya terjadi kekacauan besar-besaran.
Seorang komandan pemadam kebakaran, Ray Gaines (Dwayne Johnson) pun harus menyelamatkan putri semata wayangnya yang terjebak di San Fransisco yang tengah tercabik-cabik.
Bencana alam tampaknya masih menjadi ide yang menarik bagi Hollywood untuk membungkus sebuah drama kemanusiaan. Namun sayang, dari beragam film bertemakan bencana di zaman moderen ini, Hollywood seakan mulai kehabisan ide untuk menggambarkan konflik manusia di dalamnya.
Alur cerita dari San Andreas tidak berbeda dengan film bencana yang lain, seperti Volcano (1997) dan 2012 (2009). Semuanya bahkan mengambil lokasi di kawasan California. Apakah gara-gara California memang rentan longsor?
Kemiripan yang lainnya adalah kekacauan ini disadari oleh sekelompok ilmuwan yang telah mengorbankan nyawanya demi kepentingan umat. Tentu saja ada sebuah keluarga yang tidak rukun dan berusaha kembali bersama saat terjadi bencana.
Dalam Volcano, Tommy Lee Jones yang berperan sebagai kepala badan khusus bencana harus menyelamatkan putrinya yang terjebak dalam munculnya gunung api di tengah Los Angeles namun di sisi lain juga harus menyelamatkan warga.
Di 2012, Chiwetel Ejifor harus bernegosiasi dengan birokrasi penuh intrik politik Amerika Serikat hanya untuk menyelamatkan keluarga dan masyarakat awam.
Keberadaan Dwayne Johnson dalam film ini sepertinya tak terlalu banyak berarti ketimbang peran Alexandra Daddario sebagai anaknya. Kekarnya otot Dwayne Johnson jadi tidak terlalu istimewa. Kalau film ini diperankan oleh aktor yang lebih kurus pun rasanya tidak apa-apa.
Yang menarik dalam film ini adalah hadirnya penyanyi Australia, Kylie Minogue. Minogue sebenarnya menjadi penyegar dari deretan artis-artis kurang terkenal dalam film ini.
Meski membosankan, namun San Andreas memiliki kesegaran baru dalam ceritanya. San Andreassanggup membawakan bencana alam dengan lebih logis ketimbang dua film bencana lainnya.
Kisah bergesernya lempeng tektonik yang menyebabkan bencana gempa bumi dengan skala Richter yang tinggi lebih masuk akal ketimbang gunung api yang muncul semalam, ataupun tsunami setinggi Pegunungan Himalaya seperti dilansir Bintangbola.
Selain itu, San Andreas memiliki pesan agar tidak teriak, menangis, dan panik serta berlarian tanpa arah saat terjadi bencana. Banyak pula keahlian bertahan hidup yang sepertinya sepele namun diceritakan dapat menyelamatkan jiwa dan digambarkan dalam film karya Brad Peyton ini.
Secara keseluruhan, film San Andreas akan menjadi camilan sederhana bagi penonton yang memiliki obsesi melihat bumi tercabik-cabik dan menunjukkan kekuatannya.