free html hit counter

Cari Anaknya, Dokter Tunisia Tewas Kena Bom Bandara Turki

BeritaBintang –  Seorang warga Tunisia bernama Fathi Bayoudh menjadi satu dari 41 korban tewas dalam serangan bom di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki. Pria yang berprofesi sebagai dokter di militer Tunisia itu tengah berada di Turki untuk mencari putranya.

Dokter Bayoudh tiba di Istanbul beberapa pekan sebelumnya untuk mencari sang putra, Anouar Bayoudh, yang kabur dari rumah untuk bergabung dengan kelompok militan ISIS di Suriah. Pria berusia 58 tahun itu langsung menghubungi istrinya di Tunisia setelah mendapat info bahwa putranya ditahan oleh otoritas Turki di dekat perbatasan dengan Suriah.

Cari Anaknya, Dokter Tunisia Tewas Kena Bom Bandara Turki

Pasangan suami-istri ini lalu berjanji untuk bertemu di Bandara Internasional Ataturk sebelum pergi menuju tempat Anouar ditahan. Keduanya berharap dapat membawa pulang pria berusia 26 tahun itu. Sayangnya, harapan tersebut hanya tinggal angan.

Ketika Bayoudh menunggu sang istri tiba di Bandara Internasional Ataturk, tiga pengebom bunuh diri melakukan penembakan dan meledakkan diri. Bayoudh turut tewas dalam insiden tersebut. Kabar tewasnya Fathi Bayoudh dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Tunisia pada Rabu 29 Juni 2016.

“Dia adalah sosok yang baik hati, periang, dan sangat aktif,” tutur teman dekat keluarga Bayoudh, Leyla Njim, seperti dimuat BintangBola.Online, Kamis (30/6/2016).

“Bagi saya, dia adalah figur seorang ayah. Dia akan mengkritik Anda, tetapi di lain waktu akan membela Anda,” ujar Yossra Sdiri, dokter magang di instansi militer Tunisia yang pernah menjadi murid Bayoudh.

Cari Anaknya, Dokter Tunisia Tewas Kena Bom Bandara Turki

Keluarga Fathi Bayoudh sangat terpukul ketika mengetahui Anouar meninggalkan rumah untuk bergabung dengan ISIS. Pasalnya, Anouar mengatakan ingin pergi ke Swiss untuk mengikuti program magang. Namun, Anouar justru pergi ke Prancis kemudian Turki untuk menyeberang ke Irak dan Suriah.

Tetapi ketika tiba di Suriah, semua tidak berjalan sesuai harapan. Anouar lalu menelefon sang ayah untuk meminta bantuan agar bisa pulang ke rumah. Setelah itu, Anouar menyerahkan diri kepada otoritas Turki di perbatasan dengan Suriah.

Leyla Njim mengakui bahwa Fathi sangat menyayangi anaknya dan berharap keluarganya segera utuh kembali setelah Anouar kembali.