BeritaBintang – Hasil pemilihan pendahuluan pada Selasa 22 Maret 2016 menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh dua kandidat unggulan dari Republik dan Demokrat.
Dilansir dari New York Times, Kamis (24/3/2016), baik Hillary Clinton dan Donald Trump sama-sama mengharapkan persaingan panjang ini segera berakhir. Sehingga mereka bisa berfokus untuk saling menjatuhkan dalam kampanyenya.
“(Pemilu) ini bukan sekadar soal memilih presiden, tetapi memilih panglima tertinggi. Hal terakhir yang kita butuhkan adalah pemimpin yang menyuntikkan rasa takut,” seru Hillary kepada para pendukungnya di Seattle, disitat dari Arab News.
Kalimat terakhir Hillary merupakan sindiran kepada Trump, yang selama ini sesumbar akan mengucilkan umat Muslim, pengungsi dan menyerukan kebijakan-kebijakan yang lekat dengan kekerasan. Jika ada kandidat yang perlu dikebelangkan, orang itu adalah miliarder Amerika Serikat tersebut.
Di tempat terpisah, Trump membalas ejeken mantan ibu negara itu dengan menyebutnya sebagai kandidat yang inkompeten.
“Hillary yang tidak kompeten ini tidak tahu apa yang ia katakan. Dia jelas tidak punya ide sama sekali,” tukas suami Melania Trump itu, ditujukan kepada kinerja Hillary saat menjabat sebagai menteri luar negeri AS.